Semarang - Batik Bakau. Hari ini (20/5), mulai pukul 09.00 - 15.00 WIB, bertempat di salah satu hotel di Semarang, sedang diadakan "Studi Banding Pemanfaatan Jasa dan Produk dari Mangrove Dalam Rangka Peningkatan Ekonomi Pesisir.
"Kegiatan ini membawa masyarakat binaan BLH Kabupaten Cilacap ke warga binaan KeSEMaT di Semarang yang dalam hal ini difasilitasi oleh Yayasan IKAMaT, Batik Bakau dan Mas Jamang," jelas Sdr. Hari Prayogi selaku Direksi Yayasan IKAMaT.
"Kegiatan berlangsung hari ini dan besok. Besok, kita akan berkunjung juga ke Maroon MEP, ekowisata mangrove di Maron hasil kerja sama kami dengan PT Phapros, " tambahnya.
Selanjutnya, setelah pembukaan, sambutan-sambutan dan pemaparan materi mengenai pengelolaan mangrove oleh KeSEMaT dan Yayasan IKAMaT, mulai pukul 14.00 WIB, KeSEMaT memberikan Pelatihan Pengolahan Jajanan Mangrove Mas Jamang kepada peserta pelatihan.
Dalam sambutannya, Sdr. M. Faisal R. (Dirut Yayasan IKAMaT) mengharapkan, selepas pelatihan ini, maka para peserta dapat mengembangkan ilmu yang didapat ke Cilacap sehingga pemanfaatan mangrove di sana dapat lebih optimal dan berdaya guna.
"Saya melihat banyak potensi pemanfaatan mangrove di Cilacap karena di sana memiliki keanekaragaman jenis mangrove yang tinggi. Pengelolaannya selain untuk ekowisata mangrove adalah batik juga olahan jajanan mangrove. Semoga dapat dikembangkan di sana," ungkapnya.
"Saya senang sekali bisa bertemu Bapak-bapak dan Ibu-ibu warga pesisir Cilacap yang berkunjung ke sini, berdiskusi dengan kami dan warga binaan KeSEMaT di sini. Berbagi ilmu mangrove kepada mereka adalah hal yang sangat menyenangkan," tutur Sdri. Sulistiowati (staf ahli MENDIKTAN) mewakili KeSEMaT, selepas memberikan pelatihan.
"Tadi satu stage dengan Mas Cahyadi dan Ibu Mufidah dari Mas Jamang. Saya dan Eldita juga mengenalkan Tepung Ketapang sebagai produk terbaru Mas Jamang," tambahnya senang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar